Catatan Kecil dari Seleksi dan Diklat Calon Kepala Sekolah In - 1

Penulis :Akmal Juhaepa,S.Pd
(Sekretaris PGRI Cabang Sinjai Barat Masa Bhakti 2009-2014)
(Guru SMP Negeri 3Sinjai Barat)


AWALNYApenulis mengikuti kegiatan ini  karena  rekomendasi pimpinan untuk mengikuti perintah dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Sinjai agar masing-masing satuan pendidikan mengirimkan satu orang guru terbaiknya untuk mengikuti seleksi dan Diklat calon kepala sekolah (Cakep).

Sama seperti peserta lain, awalnya penulis juga berasumsi ini hanya pelatihan biasa sebagaimana kegiatan lain yang “katanya” untuk menghabiskan anggaran akhir tahun. Tetapi yang terjadi tidak seperti yang dibayangkan.
Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah (LPPKS) yang berlokasi di Solo Jawa Tengah dengan dukungan penuh dari USAID melalui AEPI-SSQ Australian AID yang bekerjasama dengan 74 Dinas Pendidikan Kabupaten/kota memang sedang melaksanakan piloting program penyiapan calon kepala sekolah tahap II yang diawali dengan seleksi administrasi ditingkat Kabupaten/kota  dan bagi peserta yang lulus tahap ini harus mengikuti seleksi kademik yang dilaksanakan di Propinsi.
Setelah para Bakal Calon Kepala Sekolah diperiksa dan diteliti berkas yang telah disetor ke Panitia, maka dinyatakan lulus berkas sebanyak 50 orang dan dilanjutkan dengan seleksi akademik pada tanggal 23 – 26 Nopember 2012 di Hotel Arya Duta Makassar. Materi Seleksi terdiri dari tes akademik, tes Penilaian Potensi kepemimpinan, tes penyusunan makalah kepemimpinan dan wawancara yang memerlukan waktu dua hari langsung ditangani oleh pihak LPPKS Solo.
Dari 50  peserta se Kabupaten Sinjai yang ikut seleksi hanya 30 peserta  (4 SMA, 4 SMK,   13 SMP dan  9 SD) yang dinyatakan lulus dan dapat melanjutkan ke tahap Diklat. Diklat  cakep  tahap II inservis-I tanggal 2  sampai 8 Januari 2012 untuk 8 kabupaten, yaitu Sinjai, Maros, Bone, Luwu Timur, Bantaeng, Sidrap, Wajo dan Tator dilaksanakan di hotel Sahid Jaya Makassar. Role Playing Kegiatan Supervisi Akademik
Peserta Cek-in mulai jam 13.00 Wita sampai sore hari, dilanjutkan dengan acara pembukaan jam 16.00 Wita yang dibuka langsung oleh Prof. Wirdaningtyas, M.Stats (Kepala LPPKS Indonesia) dan dilanjutkan dengan memperkenalkan 16 Master Trainer (MT) Nasional dan terakhir kegiatan registrasi peserta, malam harinya seluruh peserta yang berjumlah 240 orang berkumpul di aula untuk mengikuti free test yang dilanjutkan dengan materi umum dari Ibu Prof. Wirdaningtyas tentang Orientasi Program dan setelah itu peserta istirahat malam untuk persiapan kegiatan besok sampai 6 hari ke depan.  I do my best, you do your best, we do our best, Yes,
Is the best!. Tepuk tangan menggema di aula Utama Hotel Sahid Jaya Makassar mengawali kegiatan pembelajaran pelatihan calon Kepala Sekolah (Cakep). Kegiatan dinamika kelompok atau Kepemimpinan Pembelajaran (selama 2 hari) diawali dengan kontrak program MT dengan peserta, diantaranya peserta dilarang mengaktifkan HP, dilarang menonton TV, membaca koran atau majalah, peserta dilarang menerima tamu, dilarang terlambat masuk materi dll yang akibatnya berupa sanksi apabila hal tersebut dilanggar dan ketahuan, namun seiring dengan semangat dan kebersamaan pada akhirnya kontrak itu bisa kami lalui dengan menghasilkan makna dan hikmah yang sangat berguna bagi kita semua para peserta.
Awalnya memang terasa lucu, dimulai dengan pembentukan, prosesi penyerahan bendera dan atribut suku berupa scraf yang harus diikat ditempat yang sesuai dengan kesepakatan anggota kelompok. Peserta kemudian dilatih untuk melafalkan yel-yel cakep nasional seperti yang tertulis di atas.
Setelah semua lancar, oleh Master Trainer (MT) masing masing suku diminta membuat yel-yel suku selama 10 menit.
Dari kegiatan inilah dimulai kelucuan-kelucuan selama dua hari penuh. Bagai mana tidak, memperagakan yel-yel, membuat koreografi  selama 25 menit dan menarikannya (pada tahap ini walaupun kelihatan aneh, angkat salut untuk Bapak-Bapak yang sudah mau berusaha menggerakkan badan demi menjaga nama  dan kesolidan suku), Pesan gambar, Motor mania,  bom waktu, pabrik kapal, membangun menara, Pesan berantai serta permainan lain yang dikemas dengan model dan peraturan yang menarik,  dengan waktu sangat terbatas dan mempunyai ciri khas tersendiri, ditambah godaan dan hasutan yang dilakukan suku yang ditugaskan sebagai penggoda, lazimnya dilakukan oleh anak-anak dan remaja. 
Memang terlihat sepele, akan tetapi setelah kami melakukan game demi game terasa sekali makna dan tujuan yang diinginkan. Ini kita ketahui setelah setiap game selesai dilakukan suku berhasil atau tidak, maka suku tersebut harus menanggapi apa yang menjadi keunggulan dan kelemahan suku serta kemampuan apa saja yang harus dimiliki peserta untuk menyelesaikan permainan itu.

Dinamika Kelompok: Membangun menara setinggi mungkin dengan bahan Dari pipet
Tujuannya, sebelum peserta diklat memulai kegiatan pembelajaran di dalam kelas, terlebih dahulu didesign games  sebagai pengetahuan awal peserta diklat tentang lima kompetensi kepemimpinan yang dikemas melalui kegiatan dinamika kelompok berupa games. Selain itu setiap orang yang terpilih sebagai kepala suku atau anggota pada setiap games harus dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, berani, berpikir positif, motivasi, pantang menyerah dan yang paling utama adalah perencanaan yang matang untuk menjalankan suatu tindakan.
Yang paling mengesankan adalah pada saat pengumuman juara, terlihat sekali rasa kebersamaan dan sportifitas antar kelompok. Sebelum penyerahan bendera suku  kepada MT dilakukan sebagai akhir dari dinamika kelompok,  semua peserta termasuk MT secara bergantian memberikan selamat kepada suku yang menjuarai kegiatan.
Pada malam harinya dimulailah pembelajaran di kelas yang dimulai dengan materi tentang spiritual leadership dan hari-hari selanjutnya banyak materi yang harus di terima peserta diantaranya  kepemimpinan pembelajaran, kewirausaaan,  penyusunan RKS, pengelolaan PTK, pengelolaan keuangan, pengelolaan sarana dan prasarana, pengelolaan peserta didik, pengelolaan kurikulum, TIK, pembinaan ADM sekolah, manajerial,  supervisi akademik, RTK, monitoring dan evaluasi dan lain-lain.
Kegiatan pembelajaran siang hari  dimulai dari pukul 08.00 wib sampai pukul  17.30 wib dan pada malam hari dimulai dari pukul 19.00 wib sampai pukul 21.30 wita. Yang mengherankan, sepertinya peserta tidak pernah bosan dengan materi-meteri yang diberikan oleh MT. Hal ini mungkin disebabkan oleh muatan materi yang  memang sangat penting dan MT tidak  sekedar memberikan materi melalui ceramah, tetapi diawali dengan menayangkan masalah/kasus yang bersumber dari film, animasi, pernyataan dan lain-lain yang meminta perhatian peserta diklat untuk memahami, menganalisa, menanggapi serta  memecahkan masalah/kasus tersebut. Selanjutnya terjadilah diskusi-diskusi kelompok besar ataupun kelompok kecil yang berkaitan dengan materi.
Walaupun tubuh terasa letih dan persendian masih terasa sakit akibat olah raga kejutan selama 2 hari, peserta tetap bersemangat untuk berusaha menyampaikan ide dan aspirasinya dalam menanggapi masalah tersebut.
Semangat peserta sepertinya tidak mundur, Ini terlihat dari antusias peserta ketika melaksanakan diskusi-diskusi dan menyelesaikan tugas dari masing-masing MT.
Merupakan suatu kesan yang menyenangkan ketika mengikuti kegiatan ini. Bukan karena embel-embel kepala sekolah. Hal ini bukan menjadi fokus utama, dan menjadi tidak penting rasanya jika dikaitkan dengan wawasan keilmuan. Ini tampak dari raut wajah semua peserta  seperti tidak puas mereguk ilmu yang diberikan. Apalagi salah seorang sahabat cakep dari Kabupaten Bantaeng sempat menangis terharu saat berbicara di depan semua peserta yang intinya sangat terkesan dengan kegiatan Diklat ini.
Kini, setelah menyelesaikan kegiatan diklat in-1 selama 70 jam (7 hari) peserta diklat masih harus menyelesaikan PR nya berupa pelaksanaan on the job learning  (OJL) selama 200 jam ( lebih kurang 3 bulan)
dimana masing-masing peserta wajib melaksanakan magang selama 150 jam di sekolah tempat peserta bertugas dan 50 jam di sekolah yang setara atau lebih tinggi levelnya untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama kegiatan pelatihan.
Hasil dari OJL  yang merupakan laporan tertulis ini akan presentasikan pada diklat inservice-II.
Suatu harapan, semoga kandidat-kandidat dari 8 Kabupaten di Sulawesi Selatan, terkhusus Kabupaten Sinjai dapat melaksanakan tugas ini dengan baik sampai selesai. Terasa berat memang, tapi melihat keyakinan, semangat, dan kemampuan mereka  mudah-mudahan akan lahir pemimpin-pemimpin masa depan yang  berkualitas yang benar-benar mampu memainkan tugas, peran dan fungsinya  sesuai dengan PP no. 13 Tahun 2007 dalam upaya mewujudkan cita-cita pendidikan yaitu membentuk insan Indonesia yang cerdas dan
kompetitif.

Related Posts:

0 Response to "Catatan Kecil dari Seleksi dan Diklat Calon Kepala Sekolah In - 1"

Posting Komentar

Pengelolah Blog mengundang anggota PGRI Cabang Sinjai Barat untuk berpartisipasi dalam menambah isi/konten blok berupa artikel, berita pendidikan, materi pelajaran dll yang berhubungan dengan PBM dan pendidikan secara umum